masukkan script iklan disini
Film Thailand berjudul Timeline ini sebenarnya rilis sudah lama, tepatnya Februari 2014. Dan saya bisa sampai mungkin 5x nonton film satu ini. Salah satu film favorit terbaik dari Thailand menurut saya. Entah kenapa kok film Thailand memberi nuansa tersendiri bagi saya saat nonton, bisa cekikikan, gemes dan geregetan, kecuali yang horror yak, karena gak bisa menikmati film horror apalagi dari Thailand. Tetapi untuk genre komedi dan romantisme percintaan, film Thailand memang patut di acungi jempol deh. Kembali ke topik film Timeline yak.
Film ini memang syarat akan nilai dan pesan moral, itu point utamanya. Karena tidak semua film bagus akan menitikberatkan nilai-nilai yang disampaikan, terkadang hanya sebatas hiburan saja.
Daftar pemain
Jirayu Tangsrisuk sebagai TanJarinporn Joonkiat sebagai June
Piyatida Mitteeraroj sebagai Mut
Noppachai Chaiyanam sebagai Wat
Adisorn Aadtakit sebagai Tun
Aratee Tunmahapan sebagai Orn
Chayapon Panhakan sebagai Pang
Sekilas adegan awal menceritakan sepasang suami istri yang memiliki usaha di bidang pertanian arbei gitu. Sang suami yang bernama Thun mempunyai mimpi jika suatu saat ingin memiliki kebun arbei sendiri. Thun adalah seorang suami yang sangat menyayangi istrinya, yah walaupun adegannya cuma sebentar tapi sudah mampu memberikan kesan "mak deg" lemes hanya karena satu percakapan saat masak. Owh iya, istrinya ini namanya Mat
Kenapa kau menyuruhku memasak? Padahal masakanmu lebih enak. "karena seandainya nanti aku sudah tiada,,kau bisa urus diri sendiri"
Kalimat sederhana tapi sangat dalam maknanya, simpel tapi bisa bikin lemes mendadak.
Cerita mereka hanya sebentar, karena saat anaknya lahir, Thun sudah meninggal dunia. Mat akhirnya hanya tinggal berdua dengan anak semata wayangnya yang bernama Tan. Tan kecil adalah anak yang sangat menyayangi ibu nya tetapi malas sekolah. Owh iya gaes, Tan ini sering membacakan surat untuk emaknya, surat yang seolah di tulis oleh Thun yang sudah meninggal ataukah emang ini surat dari Thun sebelum meninggal yak o.O, rasanya jadi "nggrantes". hiks hiks.
Beberapa tahun berlalu..dan jreng jeng... Tan udah gede euy. Tan yang sama emaknya ini diharapkan kuliah di pertanian agar bisa melanjutkan bisnis pertanian ayahnya dan juga tanpa harus keluar kota karena Mat tidak mau ditinggal pergi anaknya tapi apa boleh buat, Tan di terima di salah satu kampus fakultas jurnalistik di Bangkok. Jadi mau gak mau harus meninggalkan emaknya kan tuh.
Tahu gak gimana emaknya setelah anaknya mau kuliah di Bangkok? Ngambek, terus gak mau sapaan sama anaknya. Aishhh..iya sih, hidup tanpa suami, masih harus ditinggal pergi kuliah anaknya, serasa sepi sih ya pasti. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Cieee sok sokan merasakan >.< . Tapi pada akhirnya Mat harus mengalah juga, merelakan anaknya kuliah di Bangkok. Bagaimanapun, emak pasti gitu, gak tegaan kalau lihat anaknya murung dan bermuram durja..hahaaha..
Aishh, kenapa pakai ketawa, ini kan adegan sedih nan syahdu..maap maap
Waktunya Kuliah
Selamat datang di Bangkok. Tan akhirnya sampai di kota ini untuk kuliah. Eh anak emak udah gede '_'
Pada suatu malam, dimana besok paginya adalah masa ospek, Tan dan teman-temannya main ke diskotik, eh cafe..ah pokoknya ajep ajep gitu musiknya, tahu apa yang terjadi kalau di tempat seperti itu, iya, mabuk yang akhirnya pada bangun kesiangan padahal harus Ospek saat itu, hari pertama lagi. Siap-siap dihajar senior deh tu.
Nah kan bener...dikerjain senior beneran. Tapi disinilah yang menyebabkan Tan akhirnya dekat dengan salah satu mahasiswi baru yang bernama June. June ini cewek ceria, gokil gak gengsian juga (paket komplit euy).
Greget Moment
Salah satu adegan di awal Tan kuliah yang bikin geregetan adalah saat Tan telphone emaknya buat minta HP Iphone baru. Respon emaknya itu loh, walaupun gak bisa mengungkapkan buat bilang "gak usah beli HP baru, emak lagi gak punya duit, bisnis emak lagi sepi" bikin trenyuh. Jadiiii..hey kamu yang masih minta duit ortu, beli sesuatu masih minta ortu, jangan asal mintak ya, kenalin keadaan ortu gimana, kasihan kan udah banting tulang buat nyekolahin/kuliahin (kuliah mahal cuy) masih aja dimintain barang yang sebenarnya gak terlalu penting. -____-"
Wanita terhebat
Mat, seorang emak sendirian mengurus segala sesuatu buat anaknya. Harus bekerja keras, untuk membiayai kuliah Tan, walaupun dalam kondisi ekonomi yang lagi mepet juga tetep aja di "ada-adain" buat memenuhi permintaan sang anak. Walaupun saya kesel juga sih lihat anaknya. Entah kok kalau lihat anak pada begaya padahal ortu nya harus kerja keras banting tulang tapi sang anak gak ada satupun yang membantu gitu tu rasanya pingin jitakin atu-atu >.<
June, seorang cewek yang sangat ceria, cuek dan pintar di kelasnya ini punya mimpi bisa keliling dunia. Cewek satu ini memendam rasa suka sama Tan, walaupun yang disukain gak peka banget. Kepedulian dan perhatiannya hanya dianggap angin lewat aja sama Tan. Malah Tan naksir cewek lain, namanya Orn, sepupu dari June. Tau gak sih rasanya, kita yang berjuang, sebesar apapun itu tapi orang yang diperjuangkan gak peka dan matanya hanya melihat ke orang lain. Rasanya tu mau banting HP tp kok kalau rusak juga sayang, mau jedotin kepala ke tembok kok ya sakit, serba salah dan gak enak. Hiks hiks.Curhat...
June |
Manusia menyebalkan
Yah, sosok laki-laki ganteng (kalau cowok muji cowok kok aneh yak rasanya, kalau cewek muji cewek perasaan biasa aja) baik tapi polos, dan saking polosnya dia gak sadar kalau sikapnya telah menyakiti orang yang peduli dan perhatin terhadap dirinya. Tan yang suka dengan Orn, dan selama masa-masa dekat dengan Orn ini dia jadi seorang anak yang berbeda, sering mengabaikan emaknya dan juga mengabaikan June. #tonjokonline
Ending..saya tidak akan membicarakan ending, karena bikin nyesek. Yang jelas disini banyak makna yang bisa kita ambil terutama yang berurusan dengan kepedulian, perhatian dan kepekaan kita terhadap orang yang selama ini sudah berbuat baik untuk kita.
Tidak harus kan untuk menyadari perhatian, kepedulian atau kebaikan orang justru setelah orangnya sudah tiada? Karena ketika kamu sadar, maka hanya akan tetap menjadi sebatas penyesalan.
Film satu ini emang bisa menguras emosi saya saudara-saudara, karena rada gedeg juga ketika ada di posisi orang terabaikan.. Ciee niatnya mau ngereview malah curhat.
Jadi, bagi kamu yang suka film-film Thailand, tonton gih film ini, rekomend pakai banget.